Jumat, 25 Februari 2011

Seorang Kekasih

Seorang kekasih,
dikala terlantar sakit duka pengalaman,
dia datang dengan penyembuh,
laksana hujan yang turun setelah setahun kemarau,
menjalarkan pohon – pohon ceria,
melembabkan tanah tandus di padang hati.
Bila waktu senggang,
dia akan penuhi dengan hilai mesra bicara
dalam batas susila.

Hati mesti dipenuhi,jiwa mesti diisi,
persis kontang sebuah gurun
sang musafir mengharap
pepohon tumbuh segar
meneduh dan merimbun mekar sebuahkasih sayang
tanpa menghitung saat yang akan berlalu.

Seorang kekasih,
bila tempang semangat,
dia datang dengan seberkas api
untuk kau berdiang dari kemurungan,
memberi hijau kehidupan yang layu,
membuang apa yang kau kutip,
apa yang telah dipungut
dari jerih kehidupan lalu,
jangan pinggirkan hatinya,
diapun ada secebis duka yang tak bisa terungkap,
ada dukacita tak mampu digarap,
demi keutamaanmu,dia bersusah lelah,
lupakan apa yang telah ditelan dan dihadam.

Seorang kekasih,
dialah lautan kehidupan untuk kau pancing makna sebuah pengorbanan,
tanpa diupah tanpa disuruh,
malah ada kala terlupa
berterima kasih atas segala yang telah diberi.

Seorang kekasih,
dialah kebun yang akan buat kau leka sepanjang hari
dengan tanaman kepercayaan,
menyulat apa yang kurang,membaja bila tumbuh
dan mengutip
bila telah tiba musim
sejauh mana hasil dipungut,
datang dari benih jujur dan percaya dalam dirimu.

Meneliti kehidupan kekasih,
perlu kesabaranmu...

Puisi Untuk Rusuk Kiriku

 Sebuah Puisi Untuk Rusuk Kiriku
Kau tidak merasa ;
tapi aku berjalan sendiri,
di bawah lebat hujan,
menjajar sebuah langkah,
yang mendatar jadi keluhan.

Kau tidak memahami ;
tapi di hujung terowong,
aku disambut sinar suria suam,
membisik semangat paling membakar,
yang hingga kini bernyala garang.

Kau tidak tahu ;
tapi di akhir perjalananku,
aku simpan semua cinta bahagia,
yang ku kumpul padu jadi hidupku.
Dan kau berdiri di ambang gerbang syurga,
menjadi pemimpin simfoni 44 suara bidadari ;
nyanyikan aku lagu paling mendayu,
sebuah lagu selamat datang....

Masih Adakah

86986019 Sajak: Masih Adakah Kelak
Dunia…..
Penuh dengan pancaroba…
Penuh dengan hikayat yang tidak terfikirkan..
Penuh dengan suratan yang masih belum terjawab…
Semuanya seakan-akan menjadi rutin kehidupan…
Manusia kadang kala lupa…
Manusia kadang-kala alpa…
Manusia kadang-kala leka…
Tidak pernah ingin melihat kehadapan yang penuh sengsara…
Tidak pernah ingin berubah mengubah waktu silam yang penuh duka…
Umur semakin kelihatan…
Wanita sudah semakin hilang seri…
Si pria semakin hilang kemampuannya…
Namun….
Tiada dia keinsafan…
Tiada dia taubat….
Tiada dia perubahan…
Si tua semakin rancak berhambakan nafsu…
Si muda semakin liar mengikut masa…
Kemodenan Negara menenggelamkan agama…
Kemodenan Negara menyesatkan mereka….
Kemana lagi hala tuju ini….
Kemana lagi tempat untuk memohon…
Kemana kita akan berada kelak…
Mungkin sudah terlambat…
Mungkin sudah tiada…
Kemaafan buat kita..
Tatkala bumi saling berlanggaran…
Tatkala manusia menjerit kesakitan dan ketakutan…
Tatkala si tubuh bergelimpangan tiada tanah…
Tatkala si anak kehilagan ibu mereka…
Maafan kami ya Allah…
Kami lalai dengan kemewahan dunia…
Kami leka dengan keindahan ciptaanmu..
Tanpa kami ketahui ….
Bahawa kaulah penciptanya…
Kami leka…
Tiada kami sedari bahawa….
Mungkin…
Tiada maaf untuk kami kelak…

Perempuan Dalam Puisi

Jangan kau huraikan harum mayang rambutmu
kepada lelaki bukan suamimu
kerana itu adalah ransangan yang amat pantas
menyentuh nurani dalam....

Maka tutuplah ia kembali agar dengan itu engaku sebenarnya
akan lebih kelihatan manis, sopan dan mulia
Kadang-kadang diwaktu akhir zaman ini
kau perempuan sering dianugerahkan kecantikan
untuk menjadi sita yg soleha atau sekaligus
dengan keayuan itu pula ia bakal menghancurkan dirimu sendiri..
 
Moga-moga kau perempuan tidak akan menjadi kelkatu
yang akan kecundang atau patah serta terbakar sayapnya
dan memburu cahaya api...

Lantaran sabda nabi :
Sesungguhnya aku sudah sampai ke neraka
lalu aku dapati kebanyakan mereka
yang sedang berbaris masuk ke dalamnya
adalah terdiri dari orang-orang yang kaya
dan mewah hidupnya sewaktu didunia dulu,
dan paling ramai isi neraka itu ialah kaum wanita..!!!!!!

Gadis Kecil

Tubuh itu mengingatkan daku
sebatang pinang di desa sepi
kurus dan tinggi
ketika ribut besar
pohon sekitarnya rebah terkapar
dan pohon pinang tegak menanti
sinar matari pagi
Demikianlah gadis kecil itu
kurus seperti sebatang pinang
bertahun berulang-alik melalui
penjara kawat duri menemui
ayahnya yang bertahun pula sendiri
menentang tiap penderitaan
tabah dan beriman.
Gadis kecil itu mengagumkan daku
tenang dan senyuman yang agung
dengan sopan menolak pemberianku
‘saya tak perlu wang, pak cik,
cukuplah kertas dan buku.’
Usianya terlalu muda
Jiwanya didewasakan oleh pengalaman
tidak semua orang mencapai kekuatan demikian
ketabahan yang unik, mempesonakan.
Bila aku menyatakan simpati dan dukaku
rasa pilu terhadapnya
sekali lagi dia tersenyum dan berkata:
‘jangan sedih, pak cik, tabahkan hati
banyak anak-anak seperti saya di dunia ini.’
Aku jadi terpaku
dia, si gadis kecil itu menenteramkan
mengawal ombak emosiku
jangan sedih melihat derita pahitnya.
Alangkah malunya hati seorang lelaki dewas
yang mahu membela manusia derita terpenjara
menerima nasihat supaya tabah dan berani,
dari anak penghuni penjara sendiri?
Sepuluh anak seperti dia
akan menghapuskan arti seribu penjara...

Senin, 21 Februari 2011

AYAH

Suatu ketika, seorang anak wanita bertanya kepada ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut dan badannya yang bungkuk, disertai suara batuk-batuk.
Anak wanita itu bertanya pada ayahnya:
"Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut dan badan Ayah kian bungkuk ?
" Demikian pertanyaannya, ketika ayahnya sedang santai di beranda.
Ayahnya menjawab : "Sebab aku laki-laki, nak." Itulah jawaban ayahnya.
Anak wanita itu berguman : " Aku tidak mengerti, Ayah."
Jawaban ayahnya itu membuatnya tercenung penuh rasa penasaran.
Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanitanya itu. Kemudian ditepuknyalah bahunya sambil berkata :
"Anakku, kamu memang belum mengerti tentang laki-laki."
Bisikan ayahnya tersebut membuat anak wanita itu bertambah bingung.
Karena penasaran, anak wanita itu menghampiri ibunya, lalu bertanya :
"Ibu mengapa wajah ayah menjadi berkerut dan badannya kian bungkuk ? Tapi Ayah sepertinya tidak mengeluh dengan keadaannya itu. Tidak ada keluhan dan rasa sakit."
Ibunya menjawab: "Anakku, seorang laki-laki yang benar-benar bertanggung-jawab terhadap keluarga memang akan mengalami hal demikian."
Hanya itu jawaban sang Bunda.
Anak wanita itupun kemudian tumbuh menjadi dewasa, tetapi sejauh ini dia tetap belum menemukan jawaban atas rasa penasarannya.
Hingga pada suatu malam, sang anak wanita itu bermimpi.
Dalam mimpi itu dia mendengar suara yang sangat lembut, namun jelas sekali. Kata-kata yang terdengar dengan jelas itu ternyata suatu rangkaian kalimat yang merupakan jawaban atas rasa penasarannya selama ini.
"Saat Ku-ciptakan laki-laki, Aku membuatnya sebagai pemimpin keluarga serta sebagai tiang penyangga dari bangunan keluarga.
Dia senantiasa akan menahan setiap ujungnya, agar keluarganya merasa aman, teduh dan terlindungi."
"Ku-ciptakan bahunya yang kekar dan berotot untuk membanting tulang menghidupi seluruh keluarganya dan keperkasaannya harus cukup kuat pula untuk melindungi seluruh keluarganya."
"Ku-berikan kemauan padanya agar selalu berusaha mencari nafkah yang berasal dari tetesan keringatnya sendiri yang halal dan bersih, agar keluarganya tidak terlantar, walaupun mungkin dia mendapatkan cercaan dari anak-anaknya yang tidak puas atas hasil jerih payahnya itu."
"Kuberikan keperkasaan dan mental baja yang akan membuat dirinya pantang menyerah. Demi keluarganya dia merelakan kulitnya tersengat panasnya matahari. Demi keluarganya dia merelakan badannya basah kuyup dan kedinginan karena tersiram hujan serta terterpa hembusan angin. Dia relakan tenaga perkasanya terkuras demi keluarganya. Yang selalu dia ingat adalah di saat semua orang menanti kedatangannya dengan mengharapkan hasil dari jerih payahnya."
"Ku-berikan kesabaran, ketekunan serta keuletan yang akan membuat dirinya selalu berusaha merawat dan membimbing keluarganya tanpa adanya keluh kesah, walaupun di setiap perjalanan hidupnya dia diterpa keletihan dan kesakitan."
"Ku-berikan perasaan keras dan gigih untuk berusaha, berjuang demi mencintai dan mengasihi keluarganya dalam kondisi dan situasi apapun juga, walaupun tidak jarang anak-anaknya melukai perasaannya, melukai hatinya. Padahal kasih sayangnya itu pula yang memberikan perlindungan rasa aman pada saat anak-anaknya tertidur lelap. Sentuhan perasaannya itulah yang memberikan kenyamanan bila saat dia sedang menepuk-nepuk bahu anak-anaknya agar selalu saling menyayangi dan mengasihi sesama saudara."
"Ku-berikan kebijaksanaan dan kemampuan padanya untuk memberikan pengetahuan dan menyadarkan bahwa istri yang baik adalah istri yang setia terhadap suaminya. Istri yang baik adalah istri yang senantiasa menemani dan bersama-sama menghadapi perjalanan hidup baik suka maupun duka, walaupun seringkali kebijaksanaannya itu akan menguji setiap kesetiaan yang diberikan kepada istrinya, agar tetap berdiri, bertahan, sejajar dan saling melengkapi serta saling menyayangi."
"Ku-berikan kerutan di wajahnya untuk menjadi bukti bahwa laki-laki itu senantiasa berusaha sekuat daya pikir dan tenaganya untuk mencari dan menemukan cara agar keluarganya bisa hidup bahagia. Badannya yang bungkuk adalah bukti bahwa sebagai laki-laki yang bertanggung-jawab terhadap seluruh keluarganya, senantiasa berusaha mencurahkan tenaga serta segenap perasaannya, kekuatannya, keuletannya demi kelangsungan hidup keluarganya."
"Ku-berikan kepada laki-laki tanggung-jawab penuh sebagai pemimpin keluarga, sebagai tiang penyangga, agar dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya. dan hanya inilah kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki."
Terbangunlah anak wanita itu, dan segera dia berlari, berlutut dan berdoa. Setelah itu dia hampiri bilik ayahnya yang sedang berdoa.
Ketika ayahnya berdiri, anak wanitanya itu merengkuh dan mencium telapak tangan ayanya.
"AKU MENDENGAR DAN MERASAKAN BEBANMU, AYAH."
Dunia ini memiliki banyak keajaiban, segala ciptaan Tuhan yang begitu agung, tetapi tak satu pun yang dapat menandingi keindahan tangan Ayah...
to All Fathers : "Jika anda mencintai ayah anda dan sekarang merasa sebagai seorang ayah, kirimlah cerita ini kepada orang lain, agar seluruh orang di dunia ini dapat mencintai dan menyayangi ayahnya dan mencintai kita sebagai seorang ayah.
NOTE:
Berbahagialah anda yang masih memiliki Ayah.
Lakukanlah yang terbaik untuknya.
Berbahagialah anda yang menjadi ayah.
Lakukanlah yang terbaik untuk keluarga anda..

Rasa Ini Takkan Pernah Mati

Hati yang pernah singgah
Rasa cinta yang dulu pernah ada
Mungkin takkan bisa hilang
Hingga terkubur jauh direlung jiwa
Rasa sakit inipun takkan pernah mati
Karna kalian tega mengkhianati
Kasih yang slama ini aku beri
Bahkan oleh sahabatku sendiri
Mulai kini putus sudah ikatan kita
Takkan lagi ada rangkaian cerita
Terbersik diri ini ’tuk melihat wajahmu kini tak pernah ada.


Karna kalian tlah tega
Menusukku dari belakang hingga tembus tepat didada
Tuhan..!!!!!!! 
Semoga apa yang kurasa mereka juga merasakannya
Lebih dari sakit yang kurasa
Karena mereka tega menyakiti hatiku seperti ini
Luka yang mereka ukir
Tlah menggores luka dihidupku slama ini...

Kau Duakan Cintaku

Apa yg kau banggakan dari dia?
kau belum tau semuanya.
sedangkan padaku, kau tau apa saja, semuanya.
Saayang, kesalahanmu saat ini tak bisa ku bendung lagi.
sungguh aku kecewa.
mungkin aku tidak tampan seperti dia.
materi yg ku punya pun tak seberapa banding dengannya.
hanya secuil bila kau bandingkan aku dengannya.
tp satu yg boleh kau lebihkan dariku.
“kau dekat denganku, ku terbuka, tak sedikitpun hal yg luput dari kejujuranku,
dan telah kau ketahui semua pun tak hanya dariku.”
apa bandingnya dengan pengetahuanmu tentang dia?
kau terlalu cepat tergoda.
hanya sepatah kata indah saja kau sudah terbawa asmara.
seulas senyum kau terima dengan hati penuh gembira.
dan dengan separuh kalimat memelasnya saja kau sudah bisa menyayanginya.
Saayang, aku merindukanmu saat ini.
aku ingin dikau tak lagi menyapanya.
namun itu hanya kata-kata sampah bagimu.
karena kau tak lagi memilihku,
aku anggap saja hatimu mudah teracuni oleh rayuan serta penampilan.
dibalik semua diammu,
didalam kata setia,
dan dipangkal janji manismu,
serta perhatianmu,
kau buruk menilaiku.
kau anggap remeh karma.
kau anggap tiada hukum cinta.
“terserah kamu mau bilang apa!”
pasti kata itu yg kini menumpuk di ujung pangkal lidahmu.
huhh, kau kira aku akan menyerah?
menyerah dan berhenti mengejar kisahku yg dahulu denganmu?
indah tak terkalahkan primadani dan lautan.
TIDAK AKAN!
selama kau berjalan bersama dia, hukum karma tetap berjalan.
walau itu pelan, suatu saat nanti pasti datang.
I Love You Forever.
catatlah pada buku harianmu!
dengan huruf tebal dan besar.
serta tanda petik yg jelas terpapar.
“AKU PASTI KEMBALI SUATU SAAT NANTI”

Hati Yang Terluka

Aku bukanlah bintang yang menerangi gelap malam.
Dan bukanlah daun kering yang berserak ditiup angin.
Aku adalah seorang pengembara yang
sedang menyusuri dan mencari pelangi di balik kabut hitam.
Yang ingin kujumpai di hujung harapanku adalah lantera jiwa.
Obor kehidupan yang menerangi setiap langkahku.

Aku adalah tarikan nafas lautan. Aku adalah airmata langit. Aku adalah senyuman bumi. Begitu juga cinta, adalah tarikan nafas dari lautan perasaan, airmata langit dan senyuman dari bumi sang jiwa.

Setiap kali aku letih melangkah, aku berhenti sejenak untuk sekadar
mencium harummu. Kusandarkan tubuh ini dan kuselimuti diriku dengan
senandung merdu. Senandung yang juga dinyanyikan oleh sungai dan
hutan. Saat jiwaku lapar, kusinggahi rumah di setiap jalan yang ku
lalui. Kuketuk rumah-rumah mereka dengan loceng-loceng kehidupan. Aku
hendak menyemaikan benih bunga jiwa yang akan membawa impianku sampai
ke langit dan kuyakini langit akan memberikan apa yang dinamakan
cinta. Tetapi yang kudapati rumah-rumah itu telah terisi sepasang
jiwa yang sejatinya-ingin kucari. Aku tak ingin memadamkan lentera hati
yang ada dalam sangkar sepasang merpati putih kerana kutahu
kecantikan akan bersinar lebih terang dalam hati orang yang merindukannya
berbanding mata yang melihatnya.

Kucuba rentangkan kembali sayap patahku, kembali kuterbang lalu
menghilang di balik awan. Kutinggalkan tanda mata berupa titis darah
dari setiap daun pintu yang kubuka. Sebagai tanda bahawa aku -si jiwa
kesepian- pernah hadir di sini. Jiwa yang menghembuskan nafas
kerinduan. Jiwa yang menyenandungkan kebahagiaan dan nestapa cinta.
Si pembawa karung kasih bernama harapan. Dan kuketahui cinta telah
memperlakukan aku seperti matahari yang menghidupi dan mematikan
padang-padang dengan panas teriknya. Jiwa menasihatiku dan
mengungkapkan kepadaku bahawa cinta tidak hanya menghargai orang yang
mencintai tetapi juga orang yang dicintai.\
Sejak saat itu,
bagikucinta ibarat jaring labah-labah
di antara dua bunga yang dekat satu sama lain.
Cinta menjadi lingkaran cahaya yang tanpa awal
dan tanpa akhir.

Wahai sukma agung yang terdiam bisu, dalam keheningan malam aku
mendengar suaranya yang amat merdu. Ketika aku mahu menutup mata ini,
masih kurasakan sentuhan jemarinya yang lembut di bibirku. Masih
teringat ketika kami berada di taman, kami duduk di atas sebuah batu
sambil menatap cakerawala yang jauh. Dia menunjukkan padaku sudut
langit yang berwarna keemasan dan menyedarkanku akan merdunya
senandung burung-burung sebelum mereka tidur di malam hari. Dialah
kekasih khayalku yang selalu menemaniku ke manaku pergi.

Prasasti jiwaku bersaksi dan berkata : "Kegelapan bisa menyembunyikan
pepohonan dan bunga-bungaan dari pandangan mata. Tetapi kegelapan
tidak dapat menyembunyikan dirinya dari jiwaku. Wahai alam raya,
dunia para penyair yang bermahkota duri! Aku terlahir dari dunia yang
hilang dan dalam ketersendirian kuciptakan kekasih khayalan untuk pasangan
jiwaku. Aku tertawa untuk diriku atas kemalangan jiwaku. Apakah aku
telah kehilangan bentuk-bentuk kehidupan sehingga aku merasa lebih
baik melihat dan mendengar dalam alam impian? Di keheningan malam
yang dingin, kulepaskan jiwaku agar bisa menari-nari di awan dan kubiarkan
pula jiwaku bermandikan seribu bintang.

Aku bermimipi.!!!!

Lalu kutemukan diriku di dalam sebuah perahu kecil , terapung-apung
di samudera luas tanpa batas. Tiba-tiba aku memandang ke atas dan
melihat kekasih hidupku berada sangat dekat di atasku. Aku bersorak
kegirangan, membentangkan tanganku dan berteriak: "Mengapa engkau
meninggalkan aku kekasih? Ke mana saja engkau selama ini? Dekatlah
kepadaku dan jangan pernah lari meninggalkan aku sendirian!"

Tetapi dia tidak bergerak. Di wajahnya kulihat tanda-tanda kesedihan
dan kesakitan yang tak pernah aku lihat sebelumnya. Dengan suara
lembut dan lirih dia berkata: "Aku datang dari kedalaman samudera
untuk melihatmu sekali lagi. Aku ingin melihatmu tersenyum untuk
terakhir kali! Kembalilah ke duniamu dan lupakanlah aku! Ku mohon,
lupakanlah aku!" Kulihat dia menutup wajah cantiknya yang berderaikan
airmata darah. Setelah mengucapkan kata-kata itu, dia menghilang ke
dalam gumpalan kabut yang tiba-tiba datang.

Aku berteriak sekeras-kerasnya dengan hati kalut
aku memanggilnya ke segala arah.

"Aku mencintaimu. Jangan tinggalkan aku!" Aku menatap nanar ke segala
penjuru tetapi yang nampak hanya rintik-rintik hujan, kerlip bintang
yang bertemankan untaian cahaya lembut sinar rembulan.

Kekasihku, kapan kucuba untuk mendekatimu lewat ucapan sebagai
peribadi yang utuh tetapi engkau selalu menjauh dariku dan sulit
kugapai. Tetapi apapun yang terjadi aku senang bersamamu. kerana
engkau adalah sebuah menara kekuatan! Aku tak tahu apa yang harus
kulakukan hari ini tanpa engkau. Walau aku harus mandi dalam kobaran
api, denganmu aku merasa sangat terlindung dan terjaga.

Aku kembali ke tempat peraduanku, jiwaku merintih. Aku seperti berada
di perahu yang ganjil! Perahu yang mudah goyah disapu ombak dan
badai. Lalu kulihat jasadku terkapar di tepi pantai. Kulihat sekelompok
gagak mengelilingiku, menantiku dengan sabar lepasnya roh dari ragaku!
Jiwaku memelas melihat jasad yang tak berdaya di depannya kemudian
dengan perlahan-lahan aku meninggalkannya. Dan kulihat juga di sana,
kulihat kekasihku jiwaku sedang terpasung dan didera darah menitis
dari kaki dan tangannya dan jatuh menimpa bunga-bunga yang ada di bawahnya.

Janganlah menangis kekasihku, cinta tercipta untuk membuat mata-mata
kita menjadikan kita pelayarannya agar kita mendapat anugerah
kekuatan dan ketabahan. Hentikan airmatamu kerana kita telah mengangkat
sumpah. Laluku berkata: "Ketika aku berdiri bagaikan sebuah cermin jernih di
hadapanmu, kamu memandang ke dalam diriku dan melihat bayanganmu.
Kemudian kamu berkata: "Aku cinta kamu."

Tetapi sebenarnya kamu mencintai dirimu dalam diriku.

"Wahai kekasih hati! Hanya dengan cinta yang indah kita dapat
bertahan terhadap derita kemiskinan, pahitnya kesedihan dan duka perpisahan.
Aku tak punya pilihan lain kecuali berjuang setiap hari sampai
kutemukan harta yang layak kuserahkan padamu. Harta untuk membantu
kita dalam mengharungi penziarahan hidup kita. Ketika tangan
kehidupan terasa berat dan malam tak berirama, inilah saatnya untuk cinta dan
kepercayaan. Dan betapa menjadi ringannya tangan kehidupan dan betapa
berirama malam ketika seseorang mencintai dan mempercayainya. Cinta
adalah cahaya ghaib yang dipancarkan dari inti yang membakar jiwa dan
menyinari sekeliling bumi. Sehingga memungkinkan kami merasa hidup
laksana mimpi indah di antara keterjagaan yang satu dengan
keterjagaan yang lain.

Wahai kekasih, walau ragaku telah menyatu dengan tanah, aku akan
sentiasa mengingat cinta pertamaku. Dan aku akan menggapai kembali
saat-saat yang ganjil itu. Ingatan yang mengubah dasar perasaanku dan
membuatku sedemikian gembira meskipun kegetiran terasa dalam misteri.
Ia akan terus hidup laksana seorang tawanan cinta di seberang laut di
mana ia dikebumikan. Cinta adalah sesuatu yang dapat kuperoleh serta
tak seorang pun yang dapat melenyapkannya dariku. Hubungan antara kau
dan aku merupakan hal paling indah dalam hidupku.
Sesuatu yang paling mengesankan yang pernah kuketahui dalam hidup
dan akan selalu aku kenang.

Sabtu, 19 Februari 2011

Rumah Allah

Rumah itu
bukan aku yang bangun
tapi rumah itu untukku


Rumah itu
bukan rumah megah apalagi istana
tapi rumah itu memberi kesejukan


Rumah itu
terkadang ramai terkadang juga tidak
tapi rumah itu tidak bosan menungguku


Rumah itu
tidak pernah lelah memanggilku
tapi terkadang aku pura-pura tidak dengar


Rumah itu
tidak peduli keacuhanku
dia tetap menanti kepulanganku


Rumah itu
selalu mengerti
bila aku bilang nanti saja


Rumah itu
selalu sabar menantiku
meski hanya setahun sekali aku pulang

Rumah itu selalu ada dan tetap ada untukku,
untukmu, untuk saudara-saudara kita


Rumah itu
Rumah allah - Masjid

"Rumahku - Rumah Allah"

Untukmu IBU..

Ibu...
Aku lahir tanpa apa-apa,
Engkaulah yang mengajariku segalanya,
Membesarkanku dengan segala upaya,
Berharap aku kan jadi orang yang berguna..

Ketika aku menangis dalam takut,
Engkaulah yang menenangkanku..
Dan ketika aku jatuh sakit,
Engkaulah yang selalu berada di sampingku..

Engkau menegurku ketika aku salah,
Engkau mengingatkanku ketika aku lupa,
Engkau menghiburku ketika aku sedih,
Engkaulah yang menyembuhkanku ketika aku terluka..

Kini aku telah dewasa,
Berusaha mengejar dan meraih cita-cita,
Berharap kan menjadi orang yang berguna,
Demi mewujudkan harapan dan impian keluarga..

Terima kasih ibu,
Engkaulah segalanya bagiku,
Tanpamu kini aku bukanlah apa-apa,
Kasihmu padaku tak kan terbalas sepanjang masa...
Ibu, aku sangat menyayangimu melebihi apapun....
Ibu, maafkan anakmu yang belum bisa membahagiakanmu...

Surat Yassiin

بِسمِ اللَّهِ الرَّحمٰنِ الرَّحيمِ
يس ﴿١﴾ وَالقُرءانِ الحَكيمِ ﴿٢﴾ إِنَّكَ لَمِنَ المُرسَلينَ ﴿٣﴾ عَلىٰ صِرٰطٍ مُستَقيمٍ ﴿٤﴾ تَنزيلَ العَزيزِ الرَّحيمِ ﴿٥﴾ لِتُنذِرَ قَومًا ما أُنذِرَ ءاباؤُهُم فَهُم غٰفِلونَ ﴿٦﴾ لَقَد حَقَّ القَولُ عَلىٰ أَكثَرِهِم فَهُم لا يُؤمِنونَ ﴿٧﴾ إِنّا جَعَلنا فى أَعنٰقِهِم أَغلٰلًا فَهِىَ إِلَى الأَذقانِ فَهُم مُقمَحونَ ﴿٨﴾ وَجَعَلنا مِن بَينِ أَيديهِم سَدًّا وَمِن خَلفِهِم سَدًّا فَأَغشَينٰهُم فَهُم لا يُبصِرونَ ﴿٩﴾ وَسَواءٌ عَلَيهِم ءَأَنذَرتَهُم أَم لَم تُنذِرهُم لا يُؤمِنونَ ﴿١٠﴾ إِنَّما تُنذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكرَ وَخَشِىَ الرَّحمٰنَ بِالغَيبِ ۖ فَبَشِّرهُ بِمَغفِرَةٍ وَأَجرٍ كَريمٍ ﴿١١﴾ إِنّا نَحنُ نُحىِ المَوتىٰ وَنَكتُبُ ما قَدَّموا وَءاثٰرَهُم ۚ وَكُلَّ شَيءٍ أَحصَينٰهُ فى إِمامٍ مُبينٍ ﴿١٢﴾ وَاضرِب لَهُم مَثَلًا أَصحٰبَ القَريَةِ إِذ جاءَهَا المُرسَلونَ ﴿١٣﴾ إِذ أَرسَلنا إِلَيهِمُ اثنَينِ فَكَذَّبوهُما فَعَزَّزنا بِثالِثٍ فَقالوا إِنّا إِلَيكُم مُرسَلونَ ﴿١٤﴾ قالوا ما أَنتُم إِلّا بَشَرٌ مِثلُنا وَما أَنزَلَ الرَّحمٰنُ مِن شَيءٍ إِن أَنتُم إِلّا تَكذِبونَ ﴿١٥﴾ قالوا رَبُّنا يَعلَمُ إِنّا إِلَيكُم لَمُرسَلونَ ﴿١٦﴾ وَما عَلَينا إِلَّا البَلٰغُ المُبينُ ﴿١٧﴾ قالوا إِنّا تَطَيَّرنا بِكُم ۖ لَئِن لَم تَنتَهوا لَنَرجُمَنَّكُم وَلَيَمَسَّنَّكُم مِنّا عَذابٌ أَليمٌ ﴿١٨﴾ قالوا طٰئِرُكُم مَعَكُم ۚ أَئِن ذُكِّرتُم ۚ بَل أَنتُم قَومٌ مُسرِفونَ ﴿١٩﴾ وَجاءَ مِن أَقصَا المَدينَةِ رَجُلٌ يَسعىٰ قالَ يٰقَومِ اتَّبِعُوا المُرسَلينَ ﴿٢٠﴾ اتَّبِعوا مَن لا يَسـَٔلُكُم أَجرًا وَهُم مُهتَدونَ ﴿٢١﴾ وَما لِىَ لا أَعبُدُ الَّذى فَطَرَنى وَإِلَيهِ تُرجَعونَ ﴿٢٢﴾ ءَأَتَّخِذُ مِن دونِهِ ءالِهَةً إِن يُرِدنِ الرَّحمٰنُ بِضُرٍّ لا تُغنِ عَنّى شَفٰعَتُهُم شَيـًٔا وَلا يُنقِذونِ ﴿٢٣﴾ إِنّى إِذًا لَفى ضَلٰلٍ مُبينٍ ﴿٢٤﴾ إِنّى ءامَنتُ بِرَبِّكُم فَاسمَعونِ ﴿٢٥﴾ قيلَ ادخُلِ الجَنَّةَ ۖ قالَ يٰلَيتَ قَومى يَعلَمونَ ﴿٢٦﴾ بِما غَفَرَ لى رَبّى وَجَعَلَنى مِنَ المُكرَمينَ ﴿٢٧﴾ وَما أَنزَلنا عَلىٰ قَومِهِ مِن بَعدِهِ مِن جُندٍ مِنَ السَّماءِ وَما كُنّا مُنزِلينَ ﴿٢٨﴾ إِن كانَت إِلّا صَيحَةً وٰحِدَةً فَإِذا هُم خٰمِدونَ ﴿٢٩﴾ يٰحَسرَةً عَلَى العِبادِ ۚ ما يَأتيهِم مِن رَسولٍ إِلّا كانوا بِهِ يَستَهزِءونَ ﴿٣٠﴾ أَلَم يَرَوا كَم أَهلَكنا قَبلَهُم مِنَ القُرونِ أَنَّهُم إِلَيهِم لا يَرجِعونَ ﴿٣١﴾ وَإِن كُلٌّ لَمّا جَميعٌ لَدَينا مُحضَرونَ ﴿٣٢﴾ وَءايَةٌ لَهُمُ الأَرضُ المَيتَةُ أَحيَينٰها وَأَخرَجنا مِنها حَبًّا فَمِنهُ يَأكُلونَ ﴿٣٣﴾ وَجَعَلنا فيها جَنّٰتٍ مِن نَخيلٍ وَأَعنٰبٍ وَفَجَّرنا فيها مِنَ العُيونِ ﴿٣٤﴾ لِيَأكُلوا مِن ثَمَرِهِ وَما عَمِلَتهُ أَيديهِم ۖ أَفَلا يَشكُرونَ ﴿٣٥﴾ سُبحٰنَ الَّذى خَلَقَ الأَزوٰجَ كُلَّها مِمّا تُنبِتُ الأَرضُ وَمِن أَنفُسِهِم وَمِمّا لا يَعلَمونَ ﴿٣٦﴾ وَءايَةٌ لَهُمُ الَّيلُ نَسلَخُ مِنهُ النَّهارَ فَإِذا هُم مُظلِمونَ ﴿٣٧﴾ وَالشَّمسُ تَجرى لِمُستَقَرٍّ لَها ۚ ذٰلِكَ تَقديرُ العَزيزِ العَليمِ ﴿٣٨﴾ وَالقَمَرَ قَدَّرنٰهُ مَنازِلَ حَتّىٰ عادَ كَالعُرجونِ القَديمِ ﴿٣٩﴾ لَا الشَّمسُ يَنبَغى لَها أَن تُدرِكَ القَمَرَ وَلَا الَّيلُ سابِقُ النَّهارِ ۚ وَكُلٌّ فى فَلَكٍ يَسبَحونَ ﴿٤٠﴾ وَءايَةٌ لَهُم أَنّا حَمَلنا ذُرِّيَّتَهُم فِى الفُلكِ المَشحونِ ﴿٤١﴾ وَخَلَقنا لَهُم مِن مِثلِهِ ما يَركَبونَ ﴿٤٢﴾ وَإِن نَشَأ نُغرِقهُم فَلا صَريخَ لَهُم وَلا هُم يُنقَذونَ ﴿٤٣﴾ إِلّا رَحمَةً مِنّا وَمَتٰعًا إِلىٰ حينٍ ﴿٤٤﴾ وَإِذا قيلَ لَهُمُ اتَّقوا ما بَينَ أَيديكُم وَما خَلفَكُم لَعَلَّكُم تُرحَمونَ ﴿٤٥﴾ وَما تَأتيهِم مِن ءايَةٍ مِن ءايٰتِ رَبِّهِم إِلّا كانوا عَنها مُعرِضينَ ﴿٤٦﴾ وَإِذا قيلَ لَهُم أَنفِقوا مِمّا رَزَقَكُمُ اللَّهُ قالَ الَّذينَ كَفَروا لِلَّذينَ ءامَنوا أَنُطعِمُ مَن لَو يَشاءُ اللَّهُ أَطعَمَهُ إِن أَنتُم إِلّا فى ضَلٰلٍ مُبينٍ ﴿٤٧﴾ وَيَقولونَ مَتىٰ هٰذَا الوَعدُ إِن كُنتُم صٰدِقينَ ﴿٤٨﴾ ما يَنظُرونَ إِلّا صَيحَةً وٰحِدَةً تَأخُذُهُم وَهُم يَخِصِّمونَ ﴿٤٩﴾ فَلا يَستَطيعونَ تَوصِيَةً وَلا إِلىٰ أَهلِهِم يَرجِعونَ ﴿٥٠﴾ وَنُفِخَ فِى الصّورِ فَإِذا هُم مِنَ الأَجداثِ إِلىٰ رَبِّهِم يَنسِلونَ ﴿٥١﴾ قالوا يٰوَيلَنا مَن بَعَثَنا مِن مَرقَدِنا ۜ ۗ هٰذا ما وَعَدَ الرَّحمٰنُ وَصَدَقَ المُرسَلونَ ﴿٥٢﴾ إِن كانَت إِلّا صَيحَةً وٰحِدَةً فَإِذا هُم جَميعٌ لَدَينا مُحضَرونَ ﴿٥٣﴾ فَاليَومَ لا تُظلَمُ نَفسٌ شَيـًٔا وَلا تُجزَونَ إِلّا ما كُنتُم تَعمَلونَ ﴿٥٤﴾ إِنَّ أَصحٰبَ الجَنَّةِ اليَومَ فى شُغُلٍ فٰكِهونَ ﴿٥٥﴾ هُم وَأَزوٰجُهُم فى ظِلٰلٍ عَلَى الأَرائِكِ مُتَّكِـٔونَ ﴿٥٦﴾ لَهُم فيها فٰكِهَةٌ وَلَهُم ما يَدَّعونَ ﴿٥٧﴾ سَلٰمٌ قَولًا مِن رَبٍّ رَحيمٍ ﴿٥٨﴾ وَامتٰزُوا اليَومَ أَيُّهَا المُجرِمونَ ﴿٥٩﴾ أَلَم أَعهَد إِلَيكُم يٰبَنى ءادَمَ أَن لا تَعبُدُوا الشَّيطٰنَ ۖ إِنَّهُ لَكُم عَدُوٌّ مُبينٌ ﴿٦٠﴾ وَأَنِ اعبُدونى ۚ هٰذا صِرٰطٌ مُستَقيمٌ ﴿٦١﴾ وَلَقَد أَضَلَّ مِنكُم جِبِلًّا كَثيرًا ۖ أَفَلَم تَكونوا تَعقِلونَ ﴿٦٢﴾ هٰذِهِ جَهَنَّمُ الَّتى كُنتُم توعَدونَ ﴿٦٣﴾ اصلَوهَا اليَومَ بِما كُنتُم تَكفُرونَ ﴿٦٤﴾ اليَومَ نَختِمُ عَلىٰ أَفوٰهِهِم وَتُكَلِّمُنا أَيديهِم وَتَشهَدُ أَرجُلُهُم بِما كانوا يَكسِبونَ ﴿٦٥﴾ وَلَو نَشاءُ لَطَمَسنا عَلىٰ أَعيُنِهِم فَاستَبَقُوا الصِّرٰطَ فَأَنّىٰ يُبصِرونَ ﴿٦٦﴾ وَلَو نَشاءُ لَمَسَخنٰهُم عَلىٰ مَكانَتِهِم فَمَا استَطٰعوا مُضِيًّا وَلا يَرجِعونَ ﴿٦٧﴾ وَمَن نُعَمِّرهُ نُنَكِّسهُ فِى الخَلقِ ۖ أَفَلا يَعقِلونَ ﴿٦٨﴾ وَما عَلَّمنٰهُ الشِّعرَ وَما يَنبَغى لَهُ ۚ إِن هُوَ إِلّا ذِكرٌ وَقُرءانٌ مُبينٌ ﴿٦٩﴾ لِيُنذِرَ مَن كانَ حَيًّا وَيَحِقَّ القَولُ عَلَى الكٰفِرينَ ﴿٧٠﴾ أَوَلَم يَرَوا أَنّا خَلَقنا لَهُم مِمّا عَمِلَت أَيدينا أَنعٰمًا فَهُم لَها مٰلِكونَ ﴿٧١﴾ وَذَلَّلنٰها لَهُم فَمِنها رَكوبُهُم وَمِنها يَأكُلونَ ﴿٧٢﴾ وَلَهُم فيها مَنٰفِعُ وَمَشارِبُ ۖ أَفَلا يَشكُرونَ ﴿٧٣﴾ وَاتَّخَذوا مِن دونِ اللَّهِ ءالِهَةً لَعَلَّهُم يُنصَرونَ ﴿٧٤﴾ لا يَستَطيعونَ نَصرَهُم وَهُم لَهُم جُندٌ مُحضَرونَ ﴿٧٥﴾ فَلا يَحزُنكَ قَولُهُم ۘ إِنّا نَعلَمُ ما يُسِرّونَ وَما يُعلِنونَ ﴿٧٦﴾ أَوَلَم يَرَ الإِنسٰنُ أَنّا خَلَقنٰهُ مِن نُطفَةٍ فَإِذا هُوَ خَصيمٌ مُبينٌ ﴿٧٧﴾ وَضَرَبَ لَنا مَثَلًا وَنَسِىَ خَلقَهُ ۖ قالَ مَن يُحىِ العِظٰمَ وَهِىَ رَميمٌ ﴿٧٨﴾ قُل يُحييهَا الَّذى أَنشَأَها أَوَّلَ مَرَّةٍ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ خَلقٍ عَليمٌ ﴿٧٩﴾ الَّذى جَعَلَ لَكُم مِنَ الشَّجَرِ الأَخضَرِ نارًا فَإِذا أَنتُم مِنهُ توقِدونَ ﴿٨٠﴾ أَوَلَيسَ الَّذى خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالأَرضَ بِقٰدِرٍ عَلىٰ أَن يَخلُقَ مِثلَهُم ۚ بَلىٰ وَهُوَ الخَلّٰقُ العَليمُ ﴿٨١﴾ إِنَّما أَمرُهُ إِذا أَرادَ شَيـًٔا أَن يَقولَ لَهُ كُن فَيَكونُ ﴿٨٢﴾ فَسُبحٰنَ الَّذى بِيَدِهِ مَلَكوتُ كُلِّ شَيءٍ وَإِلَيهِ تُرجَعونَ ﴿٨٣﴾

Bicaraku untuk ibu

Seorang Ibu...
Seakan mendengar tangisanku yang tersembunyi
Tetap menghantar pesan nasihat
Walau "jangan risau ibu" kuulang berkali-kali
Terasa seakan pintu langit terbuka
Dia wakil daripada Ilahi
Menyentuh sayang hatiku
Aku tersenyum
Saat semua orang menyatakan aku kuat
Dikau wahai ibu mengetahui anakandamu ini
Bermesej-mesej kau hantar sebagai penenang hati
Seakan tangisku yang tersembunyi kau dengari dengan jelas sekali
Ibu,
Kalau aku mampu beli seluruh dunia untuk bersamamu
Makan aku uruskan itu sesegera waktu
Tapi aku tertakhluk kelemahan kudratku,
Hanya usaha sahaja yang ada padaku,
Jangan risau ibu,
Jangan risau
Aku amat percaya dan sangat percaya
Sitar takdir yang sentiasa bersamaku
Sentiasa terpetik dan tidak akan menzalimiku
Bukan sepanjang masa lagunya sedih
Bukan sepanjang masa juga lagunya bahagia
Namun tuan sitar telah berjanji kepadaku ibu
Setiap kesusahan itu diiringi dengan kesenangan,
Kuulang jangan risau ibu,
Lepaskanlah tembakan-tembakan doamu kepadaku
Jangan kau hentikan layangan kasihmu padaku
Aku telah berjanji padamu untuk terus hidup
Maka aku akan terus hidup dengan janjiku itu
Ibu,
Sesungguhnya kita tidak tahu apa takdir yang tertulis
Mungkin Ilahi hanya menggegarkan kita sebentar
Menguji keimanan
Dan ini belum tentu lagi kesudahan
Tersenyumlah ibu,
Bahagiamu bahagiaku
Laramu laraku,
dengan senyumanmu,
Akan kuhentak awan dengan telapak kakiku.
...............
-khusus untuk manusia yang kupanggil Ibu-

DALAM DO'AKU

Ya Allah..
Jika aku jatuh cinta,
Cintakanlah aku pada seseorang
Yang melabuhkan cintanya pada-Mu,
Agar bertambah kekuatanku untuk menyintaimu..

Ya Muhaimin..
Jika aku jatuh hati,
Izinkanlah aku menyentuh hati
Seseorang yang hatinya tertaut
Pada-Mu agar tidak terjatuh aku
Dalam jurang cinta nafsu...

Ya Rabbana...
Jika aku jatuh hati,
Jagalah hatiku padanya agar tidak
Berpaling daripada hatimu...

Ya Rabbul Izzati...
Jika aku rindu,
Rindukanlah aku pada seseorang
Yang merindui syahid di jalanmu...

Ya Allah...
Jika aku menikmati
Cinta kekasihmu, janganlah kenikmatan itu melebihi indahnya
Bermunajat di sepertiga malam
Terakhirmu...

Ya Allah...
Jika aku jatuh hati
Pada kekasihmu, jangan biarkan aku
Tertatih dan terjatuh dalam
Perjalanan panjang menyeru manusia
Kepadamu...

Ya Allah...
Jika kau halalkan aku
Merindui kekasihmu, jangan biarkan
Aku melampaui batas sehingga
Melupakan aku pada cinta hakiki
Dan rindu abadi hanya kepada-Mu...
AMIINN....

Do'aku moga kita sama-sama berjaya
Di dunia dan akhirat..
Berjaya dalam mengarungi segala
Dugaan dan cabaran yang
Sememangnya menguji kekuatan iman
Kerna tapak iman itulah yang
Menemukan cinta yang selama ini
Telah hilang......
AMINNNN...

EMAKq

Ibu…
adalah wanita yang telah melahirkanku,
merawatku,
membesarkanku,
mendidikku hingga diriku telah dewasa,

ibu..
adalah wanita yang selalu siaga tatkala aku dalam buaian,
tatkala kaki kakiku belum kuat untuk berdir,
itatkala perutku terasa lapar dan haus,
tatkala kuterbangun diwaktu pagi ,siang , dan malam,

ibu..
adalah wanita yang penuh perhatian,
dikala aku sakit,
bila aku terjatuh,
bila aku menangis, dan bila aku kesepian,

ibu..
telah kupandang wajahmu diwaktu tidur,
terdapat sinar yang penuh dengan keridhoaan,
terdapat sinar yang penuh dengan kesabaran,
terdapat sinar yang penuh dengan kasih sayang,
terdapat sinar kelelahan karena aku..
aku yang selalu merepotkanmu,
aku yang selalu menyita perhatianmu,
aku yang telah menghabiskan air susumu,
aku yang selalu menyusahkanmu,
hingga muncul tangismu.

ibu..
engkau menangis karena aku,
engkau menderita karena aku,
engkau kuruspun karena aku,
engkau korbankan segalanya untukku,

ibu..
jasamu tiada terbalas,
jasamu tada terbeli,
jasamu tiada akhir, dan jasamu terlukis indah didalam surga,

ibu..
hanya do'a yang bisa kupersembahkan untukmu,
hanya tangisku sebagai saksiatas rasa cintaku padamu..

ibu...
maafkan anakmu...

Ibu Dan Anak

Saat Dia Beranjak Senja
Ku pandangi raut wajahmu penuh dengan kasih,.
pucat pasi tak seperti dulu,rambutmu yang hitam
seakan sirna dimakan usiaTapi...
itu tak menyurutkan sifatmu yang rahim,
tak menyurutkan cinta pada anakmu ini,
anak yang sering mendurhakaimu,
Kini...
seharian kau terbaring di kamar menahan sakit  yang telah lama kau derita
Dengan tubuhmu yang lemah kau datang menghampiriku membelai rambutku penuh kasih,
dan mengatakan...
Nak, .
maafkan ibu selama ini, maafkan ibu jika tidak dapat memenuhi kebutuhanmu,
maafkan ibu jika sering memarahimu,
maafkan ibu jika sering menyuruhmu itu semua ibu lakukan...
karena ibu sayang kamu.
Anakku,jadilah kamu permata hidup, jadilah kamu seorang pembela kebenaran,
kelak jikalau kau besar nanti Anakku,
ingatlah akan maut yang siap menjemput kapanpun tanpa menunggu waktu.
Tak terasa....
air mata berlinang di pipiku, aku tak sanggup berkata apapun hanya hati yang bicara,
aku akan menjadi seperti yang kau mintamenjadi manusia sejati dambaan umat...

Jumat, 18 Februari 2011

Met ULTAH

Rentang waktu...
Terkadang membuat kita lupa
bahwa kita semakin dewasa..

Rentang waktu..
terkadang membuat kita lupa
bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa..

Rentang waktu..
Terkadang membuat kita sadar
bahwa kita hanya manusia
yang tak punya apa-apa
selain jasad yang tak berguna..

Rentang waktu...
Terkadang membuat kita sadar
bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa
melainkan hati yang ada di dalam dada,
dan amal jasad yang lata.
Walau Einstein berkata;
Bahwa rentang waktu itu berbeda,
tergantung dalam keadaan apa kita berada..
Namun Tuhan telah berkata,
“Hanya Akulah yang tahu umur manusia”.
Umur manusia didikte olehnya..

Sekular barat berkata:
“Waktu adalah dollar di dalam kantung”
Namun Hasan Al-Bana berkata:
“Waktu adalah pedang, potong atau terpotong”.

Waktu…..
Alam terus menari dalam simfoninya..
Waktu…..
Setiap detaknya memakukan kita di persimpangan jalan,
jalan Tuhan atau jalan setan..

Rentang waktu…
Semoga tak melalaikan kita,
Tuk terus berjalan di jalan-Nya..

Selamat ULang TAHun ya....
Sukses selalu dunia akhirat untukmu...

Keindahan Fantasi Cinta

Riuh... ramai... gaduh... dan penuh kegembiraan
Taman hati berwarna warni
Panggung rumah paru-paru berdiri kokoh
Kolam cinta mengalir indah keawan kasih

Badan terasa sejuk...
Segar tak terkirakan
Rumput selaput nadi bergoyang lembut
Di tiup angin cinta sejati

Burung camar jantung menukik pelan
Hinggap di pohon tulang iga putih
Matanya melihat kearah taman hati
Pandangannya terpesona oleh pemandangan cantik

Bidadari cinta dan pangeran kasih sayang
Bersenda gurau diangan yang tinggi
Hati pun gembira...
Jiwa pun lega...

Ya Allah...
Abadikan keadaan ini
Agar menjadi pedoman
Bagi hati yang saling menyatu

Mentari sanubari tersenyum riang
Alam jiwa bergembira ria
Serentak...
Jiwa 0wh jiwa riang berdansa di sekitar taman hati
Ooowh.h..
Indahnya fantasi cinta....

Keagungan Ilahi

Ratu malam sang rembulan
Raja siang sang matahari
Keduanya selalu bertentangan,

Tarik menarik
Dorong mendorong
Saling menguasai,
Seolah selalu bertanding tiada henti

Tiada yang kalah
Tak ada yang menag,
Karena dengan kedua sifat yang bertentangan ini
Seluruh alam semesta bergerak!

Dunia berputar,
Saling mengisi,
Yang satu melengkapi yang lain
Tanpa yang satu
Takkan ada yang lain,

Siang dan malam
Terang dan gelap
BAik dan jahat
Tanpa yang satu,
Apakah yang lain itu akan ada?
Tanpa adanya gelap,
Dapatkah kita mengenal terang?

Inilah sebuah kenyataan
Yang telah dikenhendaki Allah
Tanpa kehendaknya, takkan terjadi apa-apa...

Bayang-bayang Nabi

Ya Rasulullah, apa yang harus dilakukan para pemimpin.???
"Membela yang lemah dan membantu yang miskin" jawab Nabi.

Ya Rasulullah, apa yang harus dilakukan ulama.???
Memberi contoh yang baik dan mendukung pemimpin
YAng membela orang - arang lemah" jawabnya

Ya Rasulullah ... 
Apa yang harus dilakukan orang-orang lemah dan miskin.???
"Bersabarlah, dan tetplah bersabar
Jangan kau lihat pemimpinmu yang suka harta
Jangan kau ikuti ulamamu yang mendekati mereka
Jangan kau temani orang-orang yang menjilat mereka
Jangan kau lepaskan pandanganmu dari para pemimpin
dan ulama yang hidupnya juhud dari harta"

Ya RAsulullah...
Pemimpin seperti itu sudah tidak ada
Ulama seperti itu sudah menghilang entah kemana
Yang tersisa adalah pemimpin serakah
Yang tertinggal adalah ulama-ulama yang tama'
Banyak rakyat yang mengikuti keserakahan mereka
Ummat banyak yang meneladani ketamakan mereka.!!!
Apa yang harus aku lakukan,

Ya... RAsulullah....
Siapa yang harus aku angkat jadi pemimpin.???
Siapa yang harus aku ikuti fatwa-fatwanya.???
Siapa yang harus aku jadikan teman setia.???

"Wahai ummatku...
Tinggalkan mereka semua
Dunia tidak akan bertambah baik sebab mereka
Bertemanlah dengan anak dan istrimu saja
Karena Allah menganjurkan, "Wa 'asiruhunna bil ma'ruf"
Ikutilah fatwa hatimu
Karena hadits mengatakan, "Istafti qalbaka, wa in aftaukan nas waftauka waftauka"
Dan angkatlah dirimu menjadi pemimpin
Bukankah, "Kullulkum Ra'in, ea kullukum masulun 'an ra'iyyatihi.?"

Wajahmu

Mungkin kau berencana pergi,
seperti ruh manusia
tinggalkan dunia membawa hampir semua
kemanisan diri bersamanya

Kau pelanai kudamu

Kau benar-benar harus pergi
Ingat kau punya teman disini yang setia
rumput dan langit

Pernahkah kukecewakan dirimu ?
Mungkin kau tengah marah
Tetapi ingatlah malam-malam
yang penuh percakapan,
karya-karya bagus,
melati-melati kuning di pinggir laut

Krinduan, ujar Jibril
biarlah demikian
Syam-i Tabriz,
Wajahmu adalah apa yang coba diingat-ingat lagi oleh setiap agama

Aku telah mendobrak kedalam kerinduan,
Penuh dengan nestapa yang telah kurasakan sebelumnya
tapi tiada semacam ini

Sang inti penuntun pada cinta
Jiwa membantu sumber ilham

Pegang erat sakit istimewamu ini
Ia juga bisa membawamu pada Tuhan

Tugasku adalah membawa cinta ini
sebagai pelipur untukmereka yang kangen kamu,
untuk pergi kemanapun kaumelangkah
dan menatap lumpur-lumpur
yang terinjak olehmu

muram cahaya mentari,
pucat dingding ini

Cinta menjauh
Cahayanya berubah

Ternyata ku perlu keanggunan
lebih dari yang kupikirkan ......