Senin, 23 Januari 2012

Dimana Ku Berpijak

Dan aku merenung lewat rengkuh jemari tanganku
Akankah kubinasakan paduan goyah sukma ini?
Terkadang membabi buta pada keangkuhan jiwa
Terkadan merasa ringkih pada ketenaran rasa
Selayaknya menata seribu lembaran potong kuku tanganku

Dan aku berkaca lewat selabut mataku
Mengikis dedaunan lensa beningku
Akankah kulenyapkan roh kehinaan itu?
Akankah kuhempaskan tertinggalnya waktu?
Menata kembali dari dini aku berpijak

Semuanya hanya rona kehidupan
Dan semuanya ada pada roda kehidupan
Selang waktu proses ketertapakan langkah
Di mana kini aku berpijak.........

Dulu dan Kini..

Dulu...
saat aku masih belum mengenal kehidupan
kau selalu ada buatku...
kau begitu menjagaku dan melindungiku dengan cara yang mendamaikanku...
dulu.. kau begitu teduh
ketegasan terpancar darimu tanpa membuatku takut...
kewibawaanmu tidak menyurutkan keterbukaanku padamu...
bahkan aku begitu nyaman bercanda denganmu,,,
sampai tertidur di punggungmu yang luas bagiku saat itu
dulu semua itu indah...
dulu...ya dulu yang telah berlalu, kini menjadi kenangan yang perlahan menghilang dari hatiku...
kini...tak ku rasakan lagi kenyamanan itu...
kini, aku tak bisa lagi terbuka menunjukkan siapa diriku yang sebenarnya dihadapanmu...
kini,,, aku terbatasi oleh tatapan dinginmu akan duniaku...
kini,,, kau tak lagi menjadi pengayomku...
kini,,, semua keindahan itu telah memudar perlahan...
aku membenci diriku yang sebagian adalah warisan darimu...
tapi aku juga takut kehilanganmu...
kau tahu?
aku selalu menangis mengenang semua waktu yang pernah kulewatkan bersamamu...
tapi sesakit apapun hatiku sekarang mengenangmu...
aku tetap menyayangimu...
karena kau tetaplah Ayah bagiku sampai kapanpun...

Memelukmu Ibu

Menghadirkan imajinasi tersendiri bagiku
Dimana wajahku yang buram
Dikusamkan, pucat oleh aktifitas waktu
Selalu lebih bisa kembali tersenyum
Bila sempat kuluangkan waktu
Sebentar saja, memelukmu ibu

Selalu kutepis anggapan ini
“Di suatu hari aku akan kehilanganmu
Di suatu saat aku tak sempat memelukmu”
Bu, aku ingin bertemu denganmu
Bagaimana caranya, ibu?

Bu, ada yang lain di matamu
Bila kuingat kembali tatapan itu
Senyummu membuatku rindu
Aku ingin berjumpa denganmu, ibu

Apakah kau berkenan memberitahuku
Bagaimana caranya, ibu?

Bu, aku rindu padamu
Rindu pelukanmu
Aku ingin memelukmu, Ibu....

MASIH ADA CINTA DIHATIKU.

Itukah aku …. ?
Ataukah itu orang lain … ?

Aku ingin mempercayainya bahwa itu aku
Bahwa itu hanya untukku
Apakah aku sedang bermimpi, Tuhan ?
Bangunkan aku dari tidur jika memang aku bermimpi

Tuhan, aku tak tertidur

Tapi mungkin bukan untukku
Mungkinkah dia sedang jatuh hati pada seseorang, bukan aku
Dan dia menyanyikan lagu untuk seseorang itu, bukan aku
Lalu dia akan menyatakan cinta pada seseorang itu, bukan aku

Kemudian aku ? semua bukan untukku
Tapi entah kenapa, aku ingin mengakui ini semua untukku
Setidaknya itu membuatku sedikit senang, berpura-pura untukku sendiri
Semua hanya khayalku ….

Akankah aku tetap mengaguminya, meski dia telah dimiliki orang lain
Sepertinya aku tak bisa berhenti mengaguminya
Meski tertahan di hati,, tapi memang aku tak bisa menghentikannya
Setenang air .. hanya itu yang bisa kulakukan

Kadang hal gila mengusik pikiranku
Disaat aku terdiam dan termangu

Andai saja aku bisa menjadi simpanannya
Terlalu gila kedengarannya, memang gila
namun hati nurani berkata untuk menghentikannya
Aku tak bisa meneruskan hal gila seperti itu …

Tuhan,
Biarkan dia hidup dalam khayalku
Karena perbedaan begitu menjulang dihadapku
Aku ingin terus memimpikannya hingga ku lelah

Ternyata cinta masih ada dihatiku, aku masih memilikinya.....

Sahabat Engkaulah Sahabat



Sahabat,
Aku lemah,
Benteng ku bina telah pun musnah,
Ku mahu bangkit tetapi payah.


Sahabat,
Aku lemah,
Amat mudah digugat mehnah,
Kuatkanlah aku wahai sahabat.


Sahabat,
Aku lemah,

Bertarung nafsu kadangkala rebah,
Sedarkanlah aku daripada taufah.

Sahabat,
Aku lemah,
Jatuh terhumban aku patah,
Papahkanlah aku ke jalan Allah S.W.T,

Sahabat,
Aku lemah,
Namun ku takut menjadi fitnah,
Tegurlah aku biar berhikmah.

Sahabat,
Aku lemah,
Namun ku takut azab-Nya Allah S.W.T,
Peringatkanlah aku jangan bersudah.

Ku tahu,
Sifat insan itu lemah,
Sendirian dia dikelilingi fitnah,
Selain iman pembenteng punah,
Kekuatan hadir di balik ukhuwah.

Sahabat,
Aku lemah,
Kalian harapanku,
Janganlah biarkan aku terus hanyut.

Sabarlah denganku biarpun payah,
Tegurlah aku walaupun kerenah,
Sebelum aku punah,
Sebelum aku menyesal tak sudah,
Sebelum aku diazab Allah S.W.T.

Pimpinlah aku bersamamu,
Kembali kepada Allah S.W.T,
Moga-moga pengakhirannya,
Khusnul khatimah.

Ku berharap padamu,
Sahabat yang kisah.