Rabu, 27 April 2011

Janjiku

Aku mengerti saat kau mengatakan masih mencintainya, 
masih terkenang oleh segala kelebihannya, 
hingga mungkin di hati kecilmu terselip ingin untuk menantinya 
sebagai sebuah ruang waktu untuk kesempatan kedua.

Dari situ, aku pun akhirnya mengerti bahwa ternyata 
kini diriku sudah tak lagi memiliki arti selain seorang teman untuk berbagi. 

Kau memang tak pernah mengatakan lugas padaku 
adakah rasa denganku
dulu masih tersimpan hingga kini, 
namun semua tutur singkatmu tentang seseorang yang berarti 
di hidupmu tak sedikitpun lagi mengisyaratkan sosok diriku disana. 

Meski dulu kau senantiasa mengucapkannya.
Ingin sekali aku meragukan harapanku, 
namun semua ucapan dan janjimu dulu 
tak sedikitpun kuragukan 
meski sekian tahun kenyataan seperti berbeda 
dari semua yang pernah kau ucapkan.

Sempat aku goyah untuk menanti satu kali lagi 
datangnya waktu agar bisa bersamamu. 
Namun ternyata aku selalu saja takut kau datang 
setelah aku berhenti menunggu. 

Sungguh, tak ingin kumengecewakanmu, 
sebab ku tak pernah lupa janjiku dulu.
Berikan aku alasan untuk meragukan semua ucapanmu dulu. 

Berikan aku satu jawaban pasti, 
sekalipun kita berdua tahu bahwa 
“Jodoh dan mati hanya Allah yang tahu”.

Tidak ada komentar: