Seorang kekasih,
dikala terlantar sakit duka pengalaman,
dia datang dengan penyembuh,
laksana hujan yang turun setelah setahun kemarau,
menjalarkan pohon – pohon ceria,
melembabkan tanah tandus di padang hati.
Bila waktu senggang,
dia akan penuhi dengan hilai mesra bicara
dalam batas susila.

Hati mesti dipenuhi,jiwa mesti diisi,
persis kontang sebuah gurun
sang musafir mengharap
pepohon tumbuh segar
meneduh dan merimbun mekar sebuahkasih sayang
tanpa menghitung saat yang akan berlalu.

Seorang kekasih,
bila tempang semangat,
dia datang dengan seberkas api
untuk kau berdiang dari kemurungan,
memberi hijau kehidupan yang layu,
membuang apa yang kau kutip,
apa yang telah dipungut
dari jerih kehidupan lalu,
jangan pinggirkan hatinya,
diapun ada secebis duka yang tak bisa terungkap,
ada dukacita tak mampu digarap,
demi keutamaanmu,dia bersusah lelah,
lupakan apa yang telah ditelan dan dihadam.

Seorang kekasih,
dialah lautan kehidupan untuk kau pancing makna sebuah pengorbanan,
tanpa diupah tanpa disuruh,
malah ada kala terlupa
berterima kasih atas segala yang telah diberi.

Seorang kekasih,
dialah kebun yang akan buat kau leka sepanjang hari
dengan tanaman kepercayaan,
menyulat apa yang kurang,membaja bila tumbuh
dan mengutip
bila telah tiba musim
sejauh mana hasil dipungut,
datang dari benih jujur dan percaya dalam dirimu.

Meneliti kehidupan kekasih,
perlu kesabaranmu...